Tag Archives: pet

A Promise of Reunion

Seperti sudah gw ceritakan sebelumnya, gw baru ditinggal pergi sama si Nyunyung setelah melewati episode hari-hari yang lumayan emosional. Melihat kondisi dia yang pelan-pelan menurun, mulai sakit-sakitan, ngga mau makan, segala macem, itu bikin cemas banget terutama kalo gw mesti ninggalin dia di rumah. Dalam hari-hari itu, bisa tuh tau-tau di kantor lagi kerja, tau-tau jadi kepikiran, terus curhat deh sama temen yang pernah melewati hal yang sama. Abis itu ujung-ujungnya lari ke kamar mandi. Mrebes mili *.

Dalam hari-hari itu, selain gw mengusahakan sebisa gw untuk merawat dia, gw pun diam-diam sudah mempersiapkan diri gw apabila yang memang tidak bisa dicegah akhirnya tidak bisa dicegah sama sekali. Gw mulai mencari tahu apa yang harus dipersiapkan, ke mana dia harus dibawa bila memang sudah saatnya, nomor telepon mana yang harus dihubungi, berapa biaya yang harus dialokasikan, dan sebagainya. Selain hal-hal teknis seperti itu, gw pun juga mulai mencari informasi tentang apa yang harus gw persiapkan dari dalam diri gw sendiri, apa yang kira-kira akan gw rasakan, apa yang harus gw lakukan untuk mengatasi apa yang akan gw rasakan, dan sebagainya. You couldn’t say that I’m not well prepared lah. Nah dalam pencarian itu, gw menemukan sebuah tulisan, semacam puisi? Bukan puisi juga ya. Cerita juga bukan. Ya semacam tulisan lah, yang memberikan penghiburan kepada orang-orang yang ditinggalkan oleh hewan peliharaannya.

Just this side of heaven is a place called Rainbow Bridge. 

When an animal dies that has been especially close to someone here, that pet goes to Rainbow Bridge. 
There are meadows and hills for all of our special friends so they can run and play together. 
There is plenty of food, water and sunshine, and our friends are warm and comfortable. 

All the animals who had been ill and old are restored to health and vigor; those who were hurt or maimed are made whole and strong again, just as we remember them in our dreams of days and times gone by. The animals are happy and content, except for one small thing; they each miss someone very special to them, who had to be left behind. 

They all run and play together, but the day comes when one suddenly stops and looks into the distance. His bright eyes are intent; His eager body quivers. Suddenly he begins to run from the group, flying over the green grass, his legs carrying him faster and faster. 

You have been spotted, and when you and your special friend finally meet, you cling together in joyous reunion, never to be parted again. The happy kisses rain upon your face; your hands again caress the beloved head, and you look once more into the trusting eyes of your pet, so long gone from your life but never absent from your heart. 

Then you cross Rainbow Bridge together…. 

Sebenernya gw udah pernah baca tulisan ini dulu, ya mungkin sekitar setahun yang lalu kali yah pertama kalinya banget gw menemukan tulisan ini. Dulu pun, gw udah “Aaaawww…” kalo baca tulisan ini. Nah hari-hari kemarin ini, dari mulai waktu gw heboh ngerawat dia sampe akhirnya setelah dia pergi, tiap gw baca tulisan ini bawaannya pasti ya gitu. Mrebes mili*.

Ngebayangin dia, yang tubuhnya udah lemah, kurus, sakit-sakitan dan tua perlahan terbarukan kembali jadi muda, sehat, dan lincah begitu dia melangkahkan kaki di jembatan itu. Ngebayangin dia, yang semasa hidupnya kuper dari lingkaran sosial para anjing (yah, iya, gw kurang mengajak dia bersosialisasi sih), sekarang punya banyak temen yang bisa diajak main. Ngebayangin dia, yang dari dulu rakus, sekarang nggak akan keabisan makanan dan minuman. Mencoba berharap juga bahwa walaupun dia sudah bahagia di sana, diam-diam dia masih kangen pengen ketemu gw. Duh kan… Duh kan… Sekarang aja gw mau mewek.

Bagi gw, tulisan ini lebih dari sekedar sebuah penghiburan. Ini sebuah janji bahwa hewan peliharaan kita, no matter how it’s just a pet, an animal, tidak akan hilang begitu aja walau dia sudah pergi dari dunia. Sebuah janji bahwa suatu saat kita, iya, gw dan elo, yang pernah secara tulus sayang dengan seekor hewan peliharaan, suatu saat akan bertemu lagi dengan mereka. Tentu saja akan ada orang-orang yang berpendapat bahwa ini nggak masuk akal. Mereka kan cuman binatang, binatang nggak punya roh, kenapa juga mereka mesti disediakan tempat tersendiri di surga? I don’t want to debate, nor I don’t give a care if people think I’m childish that I could believe this kind of thing. Seperti kata pepatah, orang tidak akan tahu rasanya menjadi ibu kalo belum mengalaminya, orang juga nggak akan tau rasanya pernah memiliki dan kehilangan hewan peliharaan, kalo belum pernah mengalaminya. Itu sebabnya kenapa gw bener-bener suka sama tulisan ini, as I’ve said, it’s comforting to know that someday I will be reunited again with my dearest old puppy. Someday yah Nyung, someday

*mrebes mili : nangis, sesenggukan, terisak-isak, dsb.